setelah ku tutup buku ini...maka, habis sudah seluruh kisah
terang-kelamnya tak mau ku gosok
biar saja dia teronggok
helai-helainya biar saja mnggantung
brankas-brankas asmara tertutup rapat
dibakar api kesedihan...
abunya dibawa aliran air hujan derita..
mengapa ada lalu hilang?
mengapa sempat hanya sesaat?
mengapa engkau bukan padaku?
aku terlalu merindu pada bayang semu...
aku terlalu puan untuk jadi tuan.
aku terlalu korban untuk jadi majikan....
ku nikmati alm sekitar, rumput dan embunnya yang perlahan menegur mataku...
aroma kehidupan merayap memasuki paru-paru...
tapi hilang saat di jantung...
tapi lenyap saat bersua dengan hati,
tapi luntur mendengar jiwa,
tapi mati di dalam diri,
mau kemana buat lari?
mau diam haruskah lagi?
sepasang anjing kawin di tengah jalan, seperti mencemooh diriku, menghina hatiku, menampar dan memaki jiwaku....
padahal aku yang dikata paling....
paling apanya jika kulit jadi pendasar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar