Rabu, 11 Mei 2011

Satu episode cinta tak terbalas

setelah ku tutup buku ini...maka, habis sudah seluruh kisah
terang-kelamnya tak mau ku gosok
biar saja dia teronggok
helai-helainya biar saja mnggantung
brankas-brankas asmara tertutup rapat
dibakar api kesedihan...
abunya dibawa aliran air hujan derita..
mengapa ada lalu hilang?
mengapa sempat hanya sesaat?
mengapa engkau bukan padaku?
aku terlalu merindu pada bayang semu...
aku terlalu puan untuk jadi tuan.
aku terlalu korban untuk jadi majikan....
ku nikmati alm sekitar, rumput dan embunnya yang perlahan menegur mataku...
aroma kehidupan merayap memasuki paru-paru...
tapi hilang saat di jantung...
tapi lenyap saat bersua dengan hati,
tapi luntur mendengar jiwa,
tapi mati di dalam diri,
mau kemana buat lari?
mau diam haruskah lagi?
sepasang anjing kawin di tengah jalan, seperti mencemooh diriku, menghina hatiku, menampar dan memaki jiwaku....
padahal aku yang dikata paling....
paling apanya jika kulit jadi pendasar?

Tu (Bulan Terang)

di sini sendiri diteriaki waktu
ragaku serasa layu
ditempa kenikmatan sesaat yang ku dapat dari sudut matamu,
senyummu menjadi kunang-kunang dalam kepalaku
rambutmu jadi nada jalanku
wajahmu...ah...
sungguh kau terlalu menusuk sukmaku,
aku coba berbicara pada nurani tapi ia malah tertawa dan menjerit. katanya" aku pun sebenarnya ingin lari,tapi dia terlanjur disunting matamu..."
Bulan Terang, aku terlalu kelam untukmu???
aku mau menerobos tabir ini, tapi kau dah lari senyum sendiri...

Hasrat Bibirku

titik-titik air hujan menyapa daun pohon jambu,,
menggetarkan asa dan pikiran lancaangku
ingin ku menatap matamu lebih dalam dan lama
bibirku mau ku pertemukan dengan bibirmu
biarkan sejenak waktu mati,
agar lebih lama bibirku bersimpuh di bibirmu....
biar dia buktikan padamu, dia tak cuma bisa berkata.....
ah...tapi aku tahu kau terlalu tinggi sedang aku rendah lagi berdaki
aku tahu kau penuh bersari sedang aku hanya hamba hari
aku tahu kau bidadari lalu aku hanya legam diri
aku harus tahu diri...

Dikau

Degup jantung menari lancang
sembari kerdil nurani berdiam diri..
mata tak mau lepas begadang,
ada resah yang tengah ku bayar...
ada cemas yang kini menampar
weangian debu jalan menembus kulit ariku
meradang jantungku karenanya
kau....

Selasa, 03 Mei 2011

DURIAN

Bintang –bintang bertaburan di siang hari
Seakan tak menghormati sang Mentari
Jubah kusam,kusut mewarnai jiwaku

My life is my adventure
To color my life

Dedaunan hijau menjadi kering seketika
Dalam waktu yang amat singkat
Ku dilahirkan hanya sekali
Cakapku pun hanya sekali
Karena waktu hanya sekali

Duriku menutupi halusnya tubuhku
Walau kulit bagaikan Durian
Namun hati selembut isinya

When happy they with me
But I sad, they go

Bagaikan kacang lupa akan kulitnya

AKU PAPUA

Sungguh bahagia dan syukurnya diriku
Lahirku,besarku di negerinya para pembicara
Bukan negeri para pendiam

semut banyak bicara
Jiwaku berisi kata-kata
Kata membuatku berkembang
Ke kehidupan yang tak ku ketahui
Diantara buruk dan indahnya dunia

HITAM KULIT,KERITING RAMBUT
AKU PAPUA……….

Hitam bukan berarti jahat
Dibalik hitamnya baju jiwaku
Tersimpan rasa ibaku tuk menolong para semut

Keriting rambut
Bukan berarti picik pengetahuan
Keriting pun berkarya bagi Negeri ini

Hitam bukan berarti jahat
Putih belum tentu baik

HITAM KULIT,KERITNG RAMBUT
AKU PAPUA

LOVE BORN, WHEN WE KNOW WORD

I born because word
Every people life because word
Life is word

Love is beautiful,
When we say with word
Sometimes important,
But sometimes easy
To do it in our life

Life because love
Die because love
Love born, when we knows word

I finding the word in my life
Sometimes, I look something not good about you
I just see, I don’t know, what can I do

You born when love come
And go when love die
From the word we know love
From the word we can speak and join with other people
Because word, this country can free
I know the world, from the word