Jumat, 08 April 2011

Generasiku

kami cuma tahu tampung
apa yang kau jejalkan pada mulut kami
kami generasi sisa, menampung segala laknat tersisa
kami yang harus selalu membayar setiap hutang yang kau lukis di subuh hari

lalu harus kami bayar dengan uang yang nyaris tidak tampak
lantas dengan apa nanti kuhidupi anak istriku?
kau sudah tertawa dalam liang kuburmu saat itu
ahh,, mengeluh pun jadi percuma...
karena hanya kau yang boleh tertawa..
kalian!!! angkatan pongah tak tahu diuntung!!
seenaknya menyisakan kami segenggam pasir,,


oh, dewi kematian lebar sungging senyumnya
hutanku, tanahku, airku dah mati....
anak-anakku terus berhamburan dari perut ibunya
ibunya tanpa setahuku terus berbiak
tetanggaku ternyata menyimpan dendam,,
pemimpim-pemimpin sudah tak perduli lagi akan telanjangnya diri mereka
para pemikir hanya berpikir tentang lembah hutang nan luas
dan para teknokrat hanya bisa memangku tangan sembari update status di facebook


para ibu tak mau peduli lagi tentang suaminya
sang bini tak mau tahu jika banyak lelaki menaiki tubuhnya
dan segala kutukan juga penyakit yang mereka wariskan kepada kami,,, terus mengalir deras dalam nadi kami
sedang mulutku berbusa dengan liur karena tak ada bahasa atau bunyi yang bisa keluar


wahai generasiku,, wahai para penyair salon,, wahai kau yang asik melata dalam kurungan,,,
mari bebaskan diri dari belenggu setan ini....
kita generasi baru!!! jangan lena dalam permainan moyang kita,,,jangan tertawa sementara budak-budakmu minta ampun...
tidak ada lagi otoriter untuk kita...
diam kau laknat!!!
karena kalian kami menderita....


aku mau bebas,,, mari ciptakan revolusi pada bangsa ini....
coba dengarkan simfoni Pancasila dan harmoni UUD 1945 kita....
mereka bak comberan kotor. karena kita anak negeri tak pernah mau peduli...
kita hanya asik dengan status kita di facebook...

maka kutanyakan pada kalian,,,,
mau kalian bagaimanakan INDONESIA kita ini????

kehendak

Dunia mau aku berkaca padanya
tapi tidak!!!
dunialah yang harus tunduk padaku,..
aku pemegang lagu kehidupan
aku yang harus tentukan jalan
aku tak mau jadi budak jalang
cuih,, kuludahi dunia. agar aku terus bertahta
jika tidak aku akan terus melata,,,

Minggu, 20 Maret 2011

Derkitku

Deritaku buat manis
Deritaku buat indah
Tersenyum saat dunia menertawai
Kau tau apa tentangku?

Sakitku membuat senangmu
Sakitku menimbulkan canda tawamu
Apa yang otakmu kerjakan?
Menindas adalah hebatmu
Suka ria melihat lukaku menganga...
Terus tertawa dan menendang-nendang bahuku!!!

Sabtu, 19 Maret 2011

Kita

sejak kapan kau dan aku jadi kita?
sejak kutatap matamu?
sejak kubilang kusuka pada kau?
kita, hah... kita tak pernah jadi kita
karena kau tetap kau dan aku tetap aku
sejak kapan kita jadi kita?
sejak kukatakan rinduku padamu?
sejak kubilang beribu alasan tentang kau yang selalu tertempa dalam otak?
aahh, kita tak pernah kita, karena kau terlalu bungkam, terlalu sepi, terlalu hening...
lalu kini kau tanya tentang kita?
oh, sejak kapan kau dan aku jadi kita?
waktu sampai panjang janggutnya untuk nanti kau....
kau dan jawabmu yang abstrak....

Jumat, 18 Maret 2011

kau paham maksudku?

kenapa hArus menunggu?
rapuh aKan sesuatu
selalu mengUndang nelangsa
mencari aCara dibalik sepi
menguntai Intan di atas kain
bukankah itu haNya pelarian
lari aTas rasa nan rapuh
ingin kembali Asaku tak patuh
tak tahu Kenapa aku begini
sudah kucoba merAih awan
sudah kuMatikan malu
untuk segelintir Ucapan itu
dan kau paham maksudku???

Elegi berkawan

kau dan aku adalah kawan bukan?
Aku sedia jadi ragamu dan kau tak ambil pusing aku jadi bayangmu...
kita tak terpisahkan bagai siam
kalau mau dikata memang aku malam dan engkau siang
tetapi kita berpadu dalam lingkar persahabatan
kita tak bisa hitung apa saja yang sudah kita bagi untuk dunia
kita adalah sehati
sayang kita sehati
karena sehati kita akhirnya mencintai yang satu, selalu yang itu...
dia datang,,, itu si setan bertempik,,,
sebuah bayang lain yang tak sengaja di seret alur takdir dalam lakon kita
rupanya Tuhan mau agar tokoh utamanya ada tiga
hah....karena dia kita mati, kita renggang, kita tak lagi lapang
hari jadi ajang, waktu jadi pertempuran, angin tak lagi menawan
aku masih anggap kau kawan dan akan selalu begitu Siang.....
ah,,, lalu kini aku kau anggap apa???

Inside

Pagi  menyambut matahari di dunia baru, Telusuri indahnya surga bagai tak terjamah...
Sesaat terdengar garang namun itulah mereka, Tak ingin di ganggu Dan hanya ingin bersahabat tenang.
Terabadikan dalam sebuah ingatan Bahwa itulah  indah sesungguhnya...
Lantunan alami yg di miliki Menjadi suatu keharmonisan pagi yang hilang indahnya...
Cobalah berfikir apakah ini akan abadi? Matahari, udara, dan indahnya ruang-ruang surga ini...
Renungilah sebelum terbunuh keanarkisanmu sendiri....