Senin, 02 Mei 2011

IMPIAN

hari baru telah tiba

ku mengayunkan langkahku
tuk mengejar apa yang ku tuju

walaupun hujan badai
satu demi satu langkahku bergantian

walau badan terasa lelah
hatiku terasa sakit
ku tetap berjuang demi engkau

hari demi hari hanya berisi
pertandinganku dengan
tinta dan kertas

tak terasa waktu berlalu
akhirnya ku tiba pada puncaknya
mendapat apa yang ku impikan

menjadi seorang cendekiawan
tuk pulang mengabdi pada Ibu pertiwi

SERUAN MENTARI

Hari baru telah tiba

ku pun terbangun dari mimpi indahku
demi semua mahluk hidup

pagi itu sangat malang nasibku
tak satupun dari mereka menyapaku
ku diabaikan begitu saja

malah mencacimaki ku
dengan kata yang sangat menyakitkan jiwaku
"anjing pagi,....bagus sampe....."
seakan mereka tak meridohi
kehadiran ku di sini

pancaran wajahku bagaikan emas
emas untuk kehidupan yang layak
saat ku nampak mereka mengeluh
saat ku tak ada mereka mengeluh pula

oh........
Tuhan! siapakah mereka?
yang Kau ciptakan untukku

TINGGAL KENANGAN

Hari yang amat indah
ku bertemu denganmu
entah bagaimana jadinya

tak ku bayangkan
semua kan seperti ini

enam tahun lamanya kita bersatu
namun hari-hariku bersamamu
ku bagaikan di neraka
tak sedikitpun ku merasa senang

ku pun mencari jalan keluar
namun tak urung jua ku temukan titik terang

oh.......
yang Maha adil
apa yang harus aku lakukan?

mungkinkah ini karma?
apakah ini cobaan?
ataukah ini kutukan dari-Mu?

ya Tuhan... ku mohon ampun
atas semua Dosa-dosaku
yang ku perbuat kepadaMu

HARAPAN

pukul sembilan telah tiba

seharian penuh ku bekerja
kini saatnya semua pekerjaan berhenti

Akulah harapan mereka
untuk melakukan segala sesuatu

demi hidup mereka
ku rela bekerja siang dan malam

namun mereka tidak pernah mengasihi aku
malah menghancurkan ku

rerumputan pun merasa sedih
wahai temanku mengapa engkau harus berkorban
demi mereka yang tak tahu balas budi

tak ada kata yang pantas ku sajikan
hanya berharap kepadaNYA

Ya...........
Tuhan........
semoga ku tak berdosa kepadaMu

JIWA

ketika melihatmu
ku sangat ketakutan

ketika di hadapanmu
ku sebagai orang yang tak bernyawa

kau jauh dariku
ku merasa kesepian dan ketakutan
ku ibarat bunga
memancarkan harum semerbak

ku ingin berkata-kata
namun mulut tak mampu bergaya
mungkinkah...
domba mendapatkan pucuk cemara

tak tahu apa yang harus ku lakukan
hanya kepadaNYA ku berdoa
semoga mimpiku jadi kenyataan

TANGISAN IBU PERTIWI

Aku menangis
sungguh malang nasibku

sebagai Ibu, ku tak dihargai lagi
ketika anakku tak mengerti aku

ku diciptakan ke bumi sebagai Dewa
namun tak satupun yang mengerti aku

jiwaku lebih berharga dari segala
Burung-burung yang ada di bumi

namun sekarang nasibku
hanya ditentukan oleh seekor burung Elang Garuda

ketika ku dilahirkan
banyak orang yang menangis

ketika ku mati
banyak pula yang menangis

SENANDUNG SI MERUNDUK

inilah aku

walaupun ku kecil
ku dapat melakukan apapun

walaupun ku kecil
ku dapat memakan apapun

untuk hidup semua mahluk
Tuhan memberiku hidup

walaupun jiwaku kecil
hargaku seharga emas

hutan, laut, gunung
akan tunduk kepadaku